Karya Edi Sunarso yang berjudul " Torso " ( 1974 ), merupakan deformasi lanjut dari bentuk tubuh seorang wanita. Patung ini bisa dikategorikan dalam gaya seni abstrak, mengingat bentuknya telah jauh berubah dari dasarnya. Namun demikian, dalam irama bentuk kayu sonokeling yang plastis, sosok wanita itu masih dapat dikenali dari bulatan dalam rongga yang mempresentasikan buah dada, dan lekuk-lekuk bergelombang yang mengasosiasikan bagian-bagian anatomi tubuh.Selain sebagai pematung monumen, seniman ini termasuk pendukung yang kuat dalam mengeksplorasi patung-patung yang berazas liris individual. Edi Sunarso dalam proses yang panjang mengembangkan bentuk modern yang tetap berorientasi menggali sumber-sumber tradisi. Puncaknya adalah ketika ia sampai pada bentuk-bentuk abstrak yang didalamnya tersimpan spirit dan idiom-idiom tradisi.Dalam karya ini makna yang dibaca adalah bagaimana seniman mengunggkapkan empati terhadap nilai-nilai human lewat penggalian bentuk-bentuk tubuh wanita. Eksplorasi nilai human itu sampai pada esensi bentuk, fungsi, dan nilai estetik bagian-bagian tubuh sehingga melahirkan bentuk yang tidak terduga. Sampai penggalian yang purna, patung ini menampilkan bentuk lembut dan indah, yang merefleksikan nilai human sosok wanita.